Sukses

Marc Marquez Blak-Blakan soal Peluang di MotoGP Belanda

Pembalap Repsol Honda Marc Marquez akhirnya buka suara terkait peluang menang atau podium di MotoGP Belanda. Pembalap asal Spanyol ini memilih untuk realistis.

Liputan6.com, Amsterdam- Pembalap Repsol Honda Marc Marquez sudah diizinkan untuk kembali membalap di MotoGP Belanda di sirkuit Assen yang sudah dimulai Jumat (23/6/2023). Marquez absen di MotoGP Jerman akhir pekan lalu dan kini siap tempur lagi di Assen.

Jelang balapan, Marquez pun blak-blakan soal peluang menang atau podium di MotoGP Belanda. Dia mengatakan tak akan ada di performa terbaik dalam mengikuti balapan di sirkuit Assen.

Marquez seperti diketahui habis-habisan di MotoGP Jerman lalu. Dia bahkan jatuh sampai lima kali dan terakhir di sesi pemahnasan yang membuatnya mundur dari balapan.

Dia mengalami cedera di engkel, tangan dan juga tulang iga karena sudah terjatuh berkali-kali di sirkuit Sachsenring. Dia pun mengubur ambisi raih hasil bagus di sirkuit yang disukainya itu.

"Pekan ini kami akan lihat dulu. Mungkin saya lebih halus dan lebih kencang, tapi ini salah satu balapan dimana Anda sudah berpikir ogah gaspol motor," kata Marquez seperti dikutip crash.

"Di Jerman, saya siap gaspol tapi terlalu memforsir. Saya kan mencoba terus melaju dan mencoba hal baru di motor, terus bekerja dengan tim dan Honda," dia menambahkan.

 

2 dari 5 halaman

Marc Marquez Sulit Memahami Penyebab Crash di Sachsenring

 

Sampai saat ini, Marquez masih sulit untuk memahami apa yang menyebabkannya kecelakaan di Sachsenring lalu. Dia sudah pahami risiko menggeber motor sampai batas, tapi tetap saja gagal dan terjungkal.

"Itu pekan yang sulit. Yang jadi masalah, setiap gaspol Anda jatuh. Anda harus menerimanya, seperti saat saya menerima hasil di kualifikasi dan latihan," ujar Marquez.

"Anda paham mengapa crash karena Anda membalap di batas kecepatan. Namun setelah crash di sesi pemanasan, saya menyerah. Itu hal yang sulit dipahami sebagai pembalap."

 

3 dari 5 halaman

Kendala Fisik Hambat Marc Marquez

 

Marquez mengakui kondisi fisiknya belum ideal untuk tampil seperti biasa. Ini juga sudah terjadi di dua musim terakhir.

"Seperti yang saya lakukan di dua musim terakhir. Kalau Anda tak siap karena fisik, Anda tak akan bisa mengejar 0,3 sampai 0,4 detik yang dibutuhkan saat mengubah arah dan mengerem," ujar Marquez.

4 dari 5 halaman

Honda dan Yamaha Dikritik Ducati

Bos Ducati Corse, Gigi Dall'lgna tak heran dengan kemunduran yang dialami Honda dan Yamaha di MotoGP. Dalam tiga atau empat tahun terakhir, penurunan Honda dan Yamaha begitu terasa.

Gigi menilai Honda dan Yamaha sudah melakukan kesalahan mendasar dalam merancang program mereka di MotoGP. Soalnya mereka hanya fokus dalam mengembangkan motor MotoGP berdasarkan masukan satu pembalap.

Honda diketahui hanya mengandalkan masukan dari Marc Marquez. Sedangkan Yamaha juga hanya mengandalkan Fabio Quartararo dalam pengembangan motor mereka.

Sedangkan Ducati melakukan hal yang berbeda. Tak hanya punya 8 motor di grid MotoGP, Gigi dikenal sebagai sosok bos yang mendengar masukan bahkan dari pembalap terlambat di grid.

Ducati memang tak memetik langsung hasil dari kesabaran mereka di MotoGP. Namun saat ini Ducati merasakan kesuksesan strategi pengembangan motor mereka sehingga merajai MotoGP.

Setelah menyapu bersih gelar juara pembalap, tim dan konstruktor tahun lalu, Ducati juga siap mengulangi lagi tahun ini. Mereka kini sudah memenangkan 11 dari 14 seri balapan termasuk sprint race, dengan KTM 2 kali dan Honda 1 kali.

 

5 dari 5 halaman

Ducati Soroti Kesalahan Mendasar Honda dan Yamaha

Yamaha menjadi tim yang belum pernah juara musim ini. Quartararo meraih hasil terbaik di posisi ketiga, tapi dia memimpin di antara para pembalap pabrikan asal Jepang dengan posisi 8 di klasemen.

Yamaha ada di posisi buncit klasemen kontruktor. Sedangkan Honda berada di posisi keempat di belakang 3 tim asal Eropa Ducati, KTM dan Aprilia.

"Kesalahan mendasar mereka yaitu hanya mengikuti masukan satu pembalap, mendasari seluruh pengembangan motor dari satu pembalap utama di setiap brand," kata Gigi kepada GPone.com.

"Sering sekali pembalap top atau yang juara memberi masukan yang tidak benar. Soalnya bakat mereka menutupi kelemahan motor."